Kamis, 02 April 2009

Era globalisasi memang terasa banget pada masyarakat indonesia pada umumnya, mulai dari alat-alat komunikasi yang biasa-biasa sampe barang-barang yang canggih sekalipun, semua merasakan kenyamanan ketika berada dekat dengan barang komunikasi yang dirasa dapat memuaskan pribadinya.

Begitu pun dalam dunia pendidikan, dirasa begitu mudahnya mendapatkan pendidikan bagi sebagian kalangan dan begitu rumitnya bagi kebanyakan kalangan, kayaknya masyarakat indonesia ini terlalu banyak mengeluhkan dengan keadaan pribadinya... tapi yah ga gtau juga sih. mahasiswa kerjanya demo aja ngurusin yang gag jelas juga, coba berdemo dengan kemampuan ato hasil karyanya... wah itu lebih okeh tuh...!

si gueh pernah nih maen ke kampus-kampus temen-temenku, aku sering iseng juga nanya-nanya yang gag jelas (seringnya sih gitu), tapi yang pada intinya adalah apa yang digelutinya semasa sekolah adalah untuk aktualisasi diri aja (kebanyakan kaya gitu) sementara untuk memperdalam karya mereka kembangkan sendiri di komunitasnya masing-masing, mulai dari hobi sih awalnya tapi ternyata bisa juga jadi income.




Selasa, 20 Januari 2009

Eliciting Information

As part of the communication process, a worker must encourage a client to reach for and share information. One way of doing this is simply to ask questions. There are to basic types of questions, open-ended and close-ended. Close-ended question include those which seek simple "yes" or "no" answers, such as:

"Are you coming tomorrow?"
"Did you have a nice time?"
"Is Mulyadi here?"
"Did Ancrod take the dog out yet?"
...

Close-ended questions may also involve those where there are a number of clearly defined answers to choose from. they do not encourage or even allow for an explanation of why the answer was choosen or for an elaboration of thoughts or feelings about the answer. For example, consider these questions:

"Are you male or female?"
"Do you want chocolate, vanilla ice cream?"
"How many brothers do you have?"
"What is your birthdate?"
...

The word "why" also can put the burden of seeking out a solution on the individual to whom it's directed. The solution often involves reaching inside of one's mind for facts, organizing, one's thoughts and ideas, and presenting them in an understandable form right then and there. the following questions illustrate this:

"Why does it take at least four years to graduate from college?"
"Why does the sun shine?"
"Why don't I have enough money?"
"Why do they have the rule?"

In summary, it's best to be cautious in using the word "why."


Beda tempat beda karakter

Memanjat adalah pekerjaan yang gampang-gampang susah karena tak banyak orang yang punya keahlian memanjat. kadang seseorang berpikir memanjat tangga untuk membetulkan atap rumah tinggal naik dan membetulkannya, tetapi begitu susah bekerja dengan dicekam dengan rasa takut. tetapi kadang juga memanjat hanya 2 meter untuk memasang lampu di rumah, malah jatuh karena kesetrum listrik dan jatuh karena kaget.

perlu pemahaman dalam memanjat, walaupun pendek, lain yang dipanjat lain juga resikonya. banyak pemanjat tebing yang memanjat puluhan bahkan ratusan meter tapi ternyata sangat aman bagi keselamatan dirinya.

pagi hari di kampus, saya memberikan sambutan pada acara pembukaan mahasiswa baru satu fakultas yang jumlahnya sekitar seribuan orang. mereka enjoy, humoris dan juga responsif, sampai-sampai saya diberikan memo oleh panitia untuk segera mempersingkat sambutannya.

pagi hari berikutnya saya diminta memberi sambutan pada acara wisuda senior saya, suasana terlihat sangat serius dan berbeda dengan dugaasn saya yang disangkakan akan menyenangkan. mungkin karena yang hadir adalah mayoritas orang tua wisudawan dan para dosen saya.

suatu malam saya pernah memberikan sambutan dan materi pada sebuah organisasi tingkat SLTA di Bandung, mereka sangat serius sekali terus saya tanya kenapa mereka sangat serius ketika berhadapan dengan saya. jawabannya singkat "karena anda senior saya" katanya.

pada dasarnya semua itu mempunyai agenda dan kepentingan yang berbeda-beda. Agenda anak kuliah tidak sama dengan agenda anak SMU, agenda anak muda tidak sama dengan agenda orang tua. Di organisasi saya, saya menjadi senior dari para junior saya tapi diluar saya menjadi junior dari orang-orang yang saya anggap senior.

Pengalaman dan jam terbang membuat saya memahami semua ini. Selalu merasa kurang menjadikan semangat untuk bisa berkarya dan mencari tahu.

Sabtu, 17 Januari 2009

sabar... baru aja dibikin

belum dibikin uy, ntar kalo lagi nyantai aku posting yang banyak...

Pengikut